Minggu, 19 Desember 2010

asal usul batik

Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Saat itu motif atau pola batik masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Namun dalam sejarah perkembangannya batik mengalami perkembangan, yaitu dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Selanjutnya melalui penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini.
Jenis dan corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak dan variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat beragam. Khasanah budaya Bangsa Indonesia yang demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis batik tradisioanal dengan ciri kekhususannya sendiri.
Perkembangan Batik di Indonesia
Sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta.
Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.
Proses pembuatan batik
Dalam perkembangannya lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga istana, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.
Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri. Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari : pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.
Jadi kerajinan batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah usai perang dunia kesatu atau sekitar tahun 1920. Kini batik sudah menjadi bagian pakaian tradisional Indonesia.
Batik Pekalongan
Meskipun tidak ada catatan resmi kapan batik mulai dikenal di Pekalongan, namun menurut perkiraan batik sudah ada di Pekalongan sekitar tahun 1800. Bahkan menurut data yang tercatat di Deperindag, motif batik itu ada yang dibuat 1802, seperti motif pohon kecil berupa bahan baju.
Namun perkembangan yang signifikan diperkirakan terjadi setelah perang besar pada tahun 1825-1830 di kerajaan Mataram yang sering disebut dengan perang Diponegoro atau perang Jawa. Dengan terjadinya peperangan ini mendesak keluarga kraton serta para pengikutnya banyak yang meninggalkan daerah kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arah Timur dan Barat. Kemudian di daerah - daerah baru itu para keluarga dan pengikutnya mengembangkan batik.
Ke timur batik Solo dan Yogyakarta menyempurnakan corak batik yang telah ada di Mojokerto serta Tulungagung hingga menyebar ke Gresik, Surabaya dan Madura. Sedang ke arah Barat batik berkembang di Banyumas, Kebumen, Tegal, Cirebon dan Pekalongan. Dengan adanya migrasi ini, maka batik Pekalongan yang telah ada sebelumnya semakin berkembang.
Seiring berjalannya waktu, Batik Pekalongan mengalami perkembangan pesat dibandingkan dengan daerah lain. Di daerah ini batik berkembang di sekitar daerah pantai, yaitu di daerah Pekalongan kota dan daerah Buaran, Pekajangan serta Wonopringgo.
Perjumpaan masyarakat Pekalongan dengan berbagai bangsa seperti Cina, Belanda, Arab, India, Melayu dan Jepang pada zaman lampau telah mewarnai dinamika pada motif dan tata warna seni batik.
Sehubungan dengan itu beberapa jenis motif batik hasil pengaruh dari berbagai negara tersebut yang kemudian dikenal sebagai identitas batik Pekalongan. Motif itu, yaitu batik Jlamprang, diilhami dari Negeri India dan Arab. Lalu batik Encim dan Klengenan, dipengaruhi oleh peranakan Cina. Batik Belanda, batik Pagi Sore, dan batik Hokokai, tumbuh pesat sejak pendudukan Jepang.
Perkembangan budaya teknik cetak motif tutup celup dengan menggunakan malam (lilin) di atas kain yang kemudian disebut batik, memang tak bisa dilepaskan dari pengaruh negara-negara itu. Ini memperlihatkan konteks kelenturan batik dari masa ke masa.
Batik Pekalongan menjadi sangat khas karena bertopang sepenuhnya pada ratusan pengusaha kecil, bukan pada segelintir pengusaha bermodal besar. Sejak berpuluh tahun lampau hingga sekarang, sebagian besar proses produksi batik Pekalongan dikerjakan di rumah-rumah. Akibatnya, batik Pekalongan menyatu erat dengan kehidupan masyarakat Pekalongan yang kini terbagi dalam dua wilayah administratif, yakni Kotamadya Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan.
Pasang surut perkembangan batik Pekalongan, memperlihatkan Pekalongan layak menjadi ikon bagi perkembangan batik di Nusantara. Ikon bagi karya seni yang tak pernah menyerah dengan perkembangan zaman dan selalu dinamis. Kini batik sudah menjadi nafas kehidupan sehari-hari warga Pekalongan dan merupakan salah satu produk unggulan. Hal itu disebabkan banyaknya industri yang menghasilkan produk batik. Karena terkenal dengan produk batiknya, Pekalongan dikenal sebagai KOTA BATIK. Julukan itu datang dari suatu tradisi yang cukup lama berakar di Pekalongan. Selama periode yang panjang itulah, aneka sifat, ragam kegunaan, jenis rancangan, serta mutu batik ditentukan oleh iklim dan keberadaan serat-serat setempat, faktor sejarah, perdagangan dan kesiapan masyarakatnya dalam menerima paham serta pemikiran baru.
Batik yang merupakan karya seni budaya yang dikagumi dunia, diantara ragam tradisional yang dihasilkan dengan teknologi celup rintang, tidak satu pun yang mampu hadir seindah dan sehalus batik Pekalongan.

Baca Selengkapnya......

apakah yang di maksud dengan surga firdaus??


Firdaus (Arab: فردوس) adalah nama surga tertinggi dan mulia di alam baka, berasal dari kata firdaws. Juga kata pinjaman dari bahasa Persia kuno (pairidaeza) yang berarti taman yang dikelilingitembok.
Kata Yunani paradeisos pertama sekali dipakai oleh Xenofon untuk taman dari raja-raja Persia. LXX menerjemahkan gan ‘eden yang dalam Kej 2:8 dengan paradeisos.
Firdaus, disediakan bagi orang-orang yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, menjauhkan diri daripada perbuatan maksiat, tidak membuat kemungkaran serta menjalankan segala yang diperintahkan-Nya. Allah menjadikan penghuni Surga ini sebagai kekasih-Nya.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih, bagi mereka adalah Surga Firdaus menjadi tempat tinggal. (Al-Kahfi, 18:107)
Di dalam Surga Firdaus terdapat empat sungai, yaitu sungai:
Di dalamnya juga diperolehi berbagai macam buah-buahan. Ada lagi empat mata air yaitu: SalsabilZanjabilRohiiq dan Tasniim. Ada lagi dua mata air yang mengalir dan dua mata air yang memancar, yaitu Al-kaafuur dan Al-kautsar.
Di dalamnya juga disediakan segala sesuatu yang tidak pernah dilihat, tidak pernah didengar, tidak pernah terlintas dalam hati manusia.
SIFAT-SIFAT PENGHUNI SURGA FIRDAUS

Allah menjelaskan sifat-sifat orang yang akan menghuni surga Firdaus-Nya dengan beberapa ayat dalam surat ini.

1.  Orang yang khusyu' dalam sholatnya
Imam Al Qurtubi dalam Tafsir al jami li ahkamil Qur’an, imam Qurtubi menyebutkan dalam kitabnya bahwa sebab turunya ayat ini adalah ketika Rosulullah dan para sahabatnya tidak memandang ketempat sujud ketika sholat. Maka Allah  menegur mereka semua agar sholat yang mereka lakukan menjadi khusyu’.
Sholat adalah tiangnya agama, sholat juga merupakan ibadah yang dapat mendekatkan seorang hamba dengan Rabb-nya. Sholat yang kita laksanakan setiap harinya ini memiliki syarat dan rukunnya, hal mana ini merupakan sebab diterimanya sholat yang kita lakukan. Diantara rukun-rukun sholat itu adalah khusyu'.
Khusyu' berarti menghadirkan hati, dan pikiran hanya kepada Allah semata. Karena pentingnya menghadirkan kekhusyu’an dalam sholat sampai-sampai Nabi  memerintahkan seorang sahabat untuk mengulangi sholatnya. Maka, tanda tanya yang besar bagi kita, apakah sholat yang kita lakukan selama sudah khusyu'???
Ketahuilah! bahwa ciri pertama hamba Allah yang akan mewarisi surga Firdaus-Nya adalah orang-orang yang khusyu' dalam sholatnya.
Meskipun para ulama telah memberikan trik-trik agar kita meraih kekhusyu'an dalam sholat, tapi jika kita tidak berusaha keras maka hal itu akan sia-sia. Marilah kita tiru bagaimana kekhusyu'an Rasulullah dan sahabat-sahabatnya gdalam sholat mereka.

2.  Orang-orang yang menjauhkan dirinya dari hal-hal yang tidak berguna
Seorang muslim yang baik adalah yang dapat menjaga dirinya dari hal-hal yang tidak mendatangkan manfaat baginya. Hal ini adalah sebagaimana yang telah disinyalir oleh Rasulullah dalam haditsnya:

من حسن إسلا م المرء تركه ما لا يعنيه   

"Bukti dari baiknya keislaman seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat". [HR.Tirmidzi]
Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur'anul Adzim, Ibnu Katsir, 3/ 321 menafsirkan "laghwu" adalah kebathilan, dan ini mencakup kesyirikan, kemaksiatan dan perkataan juga perbuatan yang tidak mendatangkan manfaat. Allah  juga mensifati hamba-Nya (‘ibadur rohman) dengan sifat ini dalam firman-Nya:

"Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya".

3. Orang-orang yang menunaikan zakat
Para ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan ayat ini, dan yang paling masyhur adalah dua pendapat:

•    Maksud zakat di sini adalah zakat maal (harta) ini adalah pendapat Ibnu Katsir t dan kebanyakan ulama.
•    Maksud zakat di sini adalah zakat jiwa yaitu menyucikannya dari kesyirikan, kemaksiatan dan dosa. 
Adapun hari ini kita dapati betapa banyak manusia yang enggan menunaikan zakat, meskipun pada hakikatnya dia adalah orang yang mampu. Maka dalam hal ini para ulama menghukumi orang-orang yang enggan menunaikan zakat dengan beberapa hukum, dan ini adalah hukuman di dunia:
a)    Orang yang enggan menunaikan zakat karena bakhil dan dia meyakini kewajibannya maka hukuman bagi orang yang seperti ini adalah suatu kemaksiatan yang besar, fasiq dan tidak dikafirkan. Apabila dia meninggal dia dimandikan, disholatkan dan pada hari kiamat perkaranya diserahkan kepada Allah.
b)    Orang yang enggan menuniakan zakat dikarenakan menolak akan kewajibannya setelah datang penjelasan kepadanya, maka hukuman bagi orang seperti ini adalah kufur, tidak disholatkan dan tidak dikuburkan dikuburan kaum muslimin.
Adapun hukuman bagi mereka di akhirat adalah sebagaimana firman Allah: "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu". [QS at-Taubah: 34-35]

4.  Orang-orang yang senantiasa menjaga kemaluannya.
Sifat seorang mukmin yang akan beruntung, mendapat surga Firdaus dan kekal di dalamnya adalah mereka yang senantiasa menjaga kemaluannya dari hal-hal yang diharamkan Allah. Yaitu menjaga dirinya dari perbuatan zina, liwat dan semua yang dilarang Allah. Kecuali kepada istri-istri dan budak-budak mereka. Imam As-Syafi'i t, Imam Malik t dan orang-orang yang sepakat dengan beliau mengharamkan onani dengan ayat ini. Syaikh Syanqithi t juga berpendapat demikian. 
Adapun orang-orang yang mencari selain dari yang demikian (yang telah ditentukan Allah) dari istri dan budak, mereka adalah orang-orang yang melampui batas.

5.   Orang-orang yang menjaga amanat dan janjinya
Di antara sifat yang membedakan orang mukmin dengan orang munafik adalah pada hal amanah yang debankan kepada mereka. Orang mukmin adalah orang yang senantiasa menjaga amanahnya.
Rasulullah n  mensifati orang munafik dalam haditsnya:

آية المنافق ثلا ث: إذا حدث كذب، وإذا وعد أخلف، وإذا أؤتمن خان

"Tanda-tanda orang munafik ada tiga: apabila berkata dusta, apabila berjanji mengingkari, apabila diberi amanat khianat". [HR. Bukhari dan Muslim]
Amanah ini mencakup segala hal yang telah Allah titipkan kepada kita dan Dia perintahkan untuk menjaganya. Termasuk di dalamnya menjaga anggota badan kita dari hal-hal yang tidak diridhai Allah. 
Adapun janji yang dimaksud dalam ayat ini adalah semua hal yang engkau telah berjanji umtuk menjaganya, berupa hak-hak Allah dan hak-hak manusia. Amat banyak ayat yanga menjelaskan perihal ini dalam Al-Qur'an diantaranya (an-Nisaa’: 58) (al-Anfal:27) (al-Ma'arij: 32) (al-Israa’: 34) (al-Maaidah: 1) (al-Fath: 10) (an-Nahl: 91) dan (al-Anbiya’: 78).
Oleh karena itu, hendaklah setiap muslim untuk senantiasa menjaga amanah yang dibebankan kepadanya dan janjinya. Karena sungguh amanah itu akan ditanyakan pada hari kiamat, Rasulullah bersabda:

كلكم راع وكلكم مسؤول عن رعيته

"Tiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang kepemimpinannya….". [HR. Bukhari dan Muslim]

6.  Orang-orang yang menjaga sholatnya
Allah memulai memberikan ciri-ciri hamba-Nya yang akan mewarisi surga-Nya dengan sholat kemudian ditutup juga dengan sholat. Hal ini mengindikasikan bahwa sholat adalah ibadah yang sangat urgen. Karena sholat merupakan pembeda antara keislaman dan kekufuran, sebagaimana sabda Rasulullah:

إن بين الرجل والشرك والكفر ترك الصلاة
“Sesungguhnya pembeda antara keislaman, kesyirikan dan kekufuran adalah sholat”. [HR. Muslim]
Ciri yang terakhir ini adalah kelanjutan dari ciri yang pertama. Yang itu berarti bahwa orang yang telah khusyu' dalam sholatnya dia dituntut untuk menepati waktunya.
Sholat adalah ibadah yang telah ditetapkan waktunya, maka janganlah sekali-kali kita mengundur-undur waktu yang telah ditetapkan itu. Allah berfirman: "Sesungguhnya sholat telah ditentukan waktu-waktunya atas orang-orang yang beriman ".
Allah mengancam hamba-hamba-Nya yang mengerjakan sholat dengan firman-Nya: "Maka celakalah bagi orang-orang yang sholat. (yaitu) orang yang lalai dari sholatnya. Dan ingin dilihat oleh orang lain”.
Makna saahun dalam ayat ini adalah sebagaimana yang telah dijelaskan oleh sahabat Sa'ad bin Abi Waqqash:

تَأْخِيْرُ الصَّلَاةِ عَنْ وَقْتِهَا

"Mengakhirkan sholat dari waktunya". 
Atha' bin Dinar t berkata: Segala puji bagi Allah yang telah mengatakan " 'an (dari)" tidak "fii (di dalam)", karena kata 'an telah mencakup segala hal baik itu lalai dari waktunya dengan mengakhirkannya atau lalai dari kekhusyu'an dalam sholat.
Coba kita perhatikan! Orang yang sholat saja akan disiksa oleh Allah manakala dia tidak menjaga sholatnya. Lantas bagaimanakah nasib orang-orang yang meninggalkan sholat sedangkan ia tahu akan kewajibannya?
Allah berfirman: "Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan ". [QS Maryam: 59]
Ibnu Abbas menafsirkan yang dimaksud dengan ghoyyan adalah kerugian, adapun Imam Qotadah t menafsirkannya dengan keburukan, sedangkan Ibnu Mas'ud menafsirkannya dengan sebuah lembah yang terletak di neraka jahannam yang dalam lagi berbau busuk dan penuh dengan hal yang menjijikan, Abi Ayyad t mengatakan ghoyyan adalah lembah di neraka yang berasal dari nanah dan darah . 
Dalam riwayat Imam Ahmad t dikatakan bahwa orang-orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja, mereka nanti pada hari kiamat akan dikumpulkan bersama Qarun, Fir'aun, Haaman dan Ubay bin Kholaf. Wal 'iyadzu billah.
Maka, surga Allah bagi kita manakala kita melaksanakan semua perintah Allah yang telah Dia perintahkan.
Dalam sebuah hadits qudsi dikatakan:

أَعْدَدْتُ لِعِبَادِيْ الصَّالِحِيْنَ مَالَاعَيْنَ رَأَتْ وَلَا أُذُنُ سَمِعَتْ وَلَاخَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ

“ Aku (Allah) telah siapkan bagi hamba-hambaKu sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh mata, didengar oleh telinga dan tidak terdetik dalam hati seseorang”.

Demikianlah sifat atau ciri hamba-hamba Allah yang akan mewarisi surga Firdaus surga yang paling tinggi. Mereka kekal di dalamnya dan menikmati hasil dari segala apa yang telah mereka usahakan semasa di dunia. Ini adalah janji Allah dan Allah tidak akan pernah menyelisihi janji-Nya. Semoga kita termasuk dari mereka dan berusaha untuk menjadi mereka. Amiin ya Robbal alamiin.

Baca Selengkapnya......

ciri - ciri calon penghuni surga firdaus

Ada beberapa nama surga yang disebutkan dalam AlQuran, antara lain firdaus, Aden, Na’iim, ma’wa, dan darussalaam. Masing-masing memiliki kriteria penghuninya. Sebagaimana yang diterangkan di dalam AlQuran. Berikut adalah ciri-ciri orang akan memasuki surga firdaus :
  • Beriman
  • Khusu’ dalam sholat
  • Menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tiada berguna
  • Menunaikan zakat
  • Menjaga kemaluan dari maksiat
  • Memelihara amanah
  • Menepati janji
  • Menjaga sholat
Rasulullah pernah bersabda kepada para sahabatnya, kalo kamu meminta surga maka mintalah surga firdaus. Surga firdaus adalah surga tertinggi yang ada di akhirat. Artinya untuk urusan akhirat kita jadikan cita-cita kita setinggi-tingginya. Buat perencanaan yang matang dan action bagaimana supaya kita dapat mencapai cita-cita tersebut.
Untuk memuluskan menuju firdaus kita buat program dalam kehidupan kita, bagaimana iman kita selalu meningkat sebagimana imannya para Nabi, Sholat kita dengan penuh konsentrasi, menjauhi perbuatan sia-sia dan seterusnya seperti yang telah disebutkan mengenai ciri-cirinya. Setelah program dibuat, diberi penjelasan juga langkah-langkah apa yang akan dilakukan agar semua program itu berjalan. Kurikulumnya sudah, buku panduannya AlQuran dan AsSunnah, pengajarnya Ulama Pewaris Nabi, metodenya terjun langsung dalam dakwah.
Nasihat nabi: untuk urusan dunia lihatlah orang yang lebih rendah dari kamu supaya kamu mudah untuk mensukuri nikmat Allah, namun untuk urusan akhirat lihatlah para Nabi supaya kamu jangan cepat puas dengan amal dan pengorbanan yang telah kamu lakukan.

Baca Selengkapnya......

keutamaan melakukan sholat dhuha


Hadits Rasulullah Muhammad saw yang menceritakan tentang keutamaan shalat Dhuha, di antaranya:
1. Sedekah bagi seluruh persendian tubuh manusia
Dari Abu Dzar al-Ghifari ra, ia berkata bahwa Nabi Muahammad saw bersabda:
“Di setiap sendiri seorang dari kamu terdapat sedekah, setiap tasbih (ucapan subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan lailahaillallah) adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah dari kemungkaran adalah sedekah. Dan dua rakaat Dhuha diberi pahala” (HR Muslim).
2. Ghanimah (keuntungan) yang besar
Dari Abdullah bin `Amr bin `Ash radhiyallahu `anhuma, ia berkata:
Rasulullah saw mengirim sebuah pasukan perang.
Nabi saw berkata: “Perolehlah keuntungan (ghanimah) dan cepatlah kembali!”.
Mereka akhirnya saling berbicara tentang dekatnya tujuan (tempat) perang dan banyaknya ghanimah (keuntungan) yang akan diperoleh dan cepat kembali (karena dekat jaraknya).
Lalu Rasulullah saw berkata; “Maukah kalian aku tunjukkan kepada tujuan paling dekat dari mereka (musuh yang akan diperangi), paling banyak ghanimah (keuntungan) nya dan cepat kembalinya?”
Mereka menjawab;  “Ya!
Rasul saw berkata lagi: 
“Barangsiapa yang berwudhu’, kemudian masuk ke dalam masjid untuk melakukan shalat Dhuha, dia lah yang paling dekat tujuanannya (tempat perangnya), lebih banyak ghanimahnya dan lebih cepat kembalinya.” 
(Shahih al-Targhib: 666)
3. Sebuah rumah di surga
Bagi yang rajin mengerjakan shalat Dhuha, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di dalam surga. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits Nabi Muahammad saw:
“Barangsiapa yang shalat Dhuha sebanyak empat rakaat dan empat rakaat sebelumnya, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di surga.” (Shahih al-Jami`: 634)
4. Memeroleh ganjaran di sore hari
Dari Abu Darda’ ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw berkata:
Allah ta`ala berkata: “Wahai anak Adam, shalatlah untuk-Ku empat rakaat dari awal hari, maka Aku akan mencukupi kebutuhanmu (ganjaran) pada sore harinya” (Shahih al-Jami: 4339).
Dalam sebuah riwayat juga disebutkan: “Innallaa `azza wa jalla yaqulu: Yabna adama akfnini awwala al-nahar bi’arba`i raka`at ukfika bihinna akhira yaumika”
(Sesungguhnya Allah `Azza Wa Jalla berkata: “Wahai anak Adam, cukuplah bagi-Ku empat rakaat di awal hari, maka aku akan mencukupimu di sore harimu”).
5. Pahala Umrah
Dari Abu Umamah ra bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Barang siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci untuk melaksanakan shalat wajib, maka pahalanya seperti seorang yang melaksanakan haji. Barang siapa yang keluar untuk melaksanakan shalat Dhuha, maka pahalanya seperti orang yang melaksanakan `umrah…” (Shahih al-Targhib: 673).
Dalam sebuah hadits yang lain disebutkan bahwa Nabi saw bersabda:
“Barang siapa yang mengerjakan shalat fajar (shubuh) berjamaah, kemudian ia (setelah usai) duduk mengingat Allah hingga terbit matahari, lalu ia shalat dua rakaat (Dhuha), ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah; sempurna, sempurna, sempurna..”(Shahih al-Jami`: 6346).
6. Ampunan Dosa
“Siapa pun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan.” (HR Tirmidzi). 

Baca Selengkapnya......